Edukasi Budaya Jepang dalam Pengabdian Masyarakat Program Studi Sastra Jepang Universitas Andalas

Pendidikan, penelitian, dan pengabdian merupakan tugas utama pendidik profesional yang dikenal dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Dosen sebagai pendidik profesional bertanggung jawab dalam pelaksanaan ketiga poin tersebut, khususnya poin pengabdian terhadap masyarakat. Salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pengabdian yaitu memberikan edukasi terhadap masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang diampu oleh dosen dan program studi tersebut. Terkait dengan pelaksananan Tridharma Perguruan Tinggi, Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas mengadakan pengabdian masyarakat di INS Kayu Tanam, dengan tema β€œMengenal Budaya Asing, Merawat Budaya Sendiri.” Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 September 2022.

Pengabdian tersebut diselenggarakan bersamaan dengan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Nigakkai), yang berlokasi di INS Kayu Tanam pada tanggal 23-25 September 2022. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi Sastra Jepang ini diketuai oleh Rahtu Nila Sepni, M.Hum, dan beranggotakan dosen-dosen Prodi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Tidak hanya dihadiri oleh dosen-dosen Prodi Sastra Jepang serta siswa-siswa INS Kayu Tanam, mahasiswa dan alumni Sastra Jepang juga ikut meramaikan dan membantu dalam kegiatan pengabdian tersebut.

Melalui tema kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan di INS Kayu Tanam ini, Prodi Sastra Jepang ingin mengajak masyarakat terutama siswa INS untuk mengenal kebudayaan asing yang berfokus pada kebudayaan Jepang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat terhadap berbagai budaya luar, serta memupuk rasa bangga dan keinginan masyarakat untuk mempertahankan budaya bangsa sendiri. Melalui kegiatan ini, Program Studi Sastra Jepang memperkenalkan salah satu pakaian tradisional Jepang yang digunakan masyarakat Jepang saat musim panas tiba, yang dikenal dengan yukata.

Kegiatan  dibuka oleh ketua panitia, dan dilanjutkan dengan pengenalan dosen-dosen Sastra Jepang yang hadir pada kegiatan tersebut. Acara terdiri atas presentasi pengenalan yukata yang dibawakan oleh Ketua Prodi Sastra Jepang Unand, Dr. Rima Devi, S. S, M.Si. Yukata merupakan pakaian yang dikenakan oleh masyarakat Jepang saat musim panas, terutama di saat mengikuti berbagai macam perayaan atau festival (matsuri). Yukata berbeda dengan kimono yang gampang sobek karena terbuat dari sutra. Yukata dinilai lebih tahan dan tidak gampang rusak ketika masyarakat mengikuti berbagai kegiatan saat matsuri, tutur Dr. Rima Devi, S.S., M.Si. dalam presentasi tersebut. Selain itu, dalam presentasi itu juga dijelaskan bagian-bagian dari yukata seperti, yukata dan obi yang dipasang di pinggang, himo atau tali pengikat yukata, geta atau sendal Jepang, serta kinchaku atau tas tradisional Jepang yang dipakai oleh perempuan.

Kegiatan dilanjutkan dengan peragaan pemakaian yukata kepada empat siswa perempuan dan tiga siswa laki-laki INS Kayu Tanam. Pemakaian yukata dilaksanakan oleh Dosen Prodi Sastra Jepang Radhia Elita, S.S, M.A dan Aulia Rahman, S.S, M.A. dibantu oleh beberapa mahasiswa Sastra Jepang. Pemasangan yukata kepada siswa INS Kayu Tanam dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pemasangan yukata. Tahap pertama, memasangkan yukata kepada para siswa dan diikat dengan himo agar Yukata dapat terbentuk sebelum memasang obi. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan obi atau sabuk yang dipasangkan di pinggang. Obi Perempuan dipasangkan dengan membentuk pita di bagian pinggang, sedangkan obi laki-laki dipasangkan tanpa membentuk hiasan di pinggang. Tahap terakhir, para siswa INS mengenakan Geta atau sandal tradisional Jepang.

Acara ditutup dengan sesi foto siswa-siswa INS yang telah mengenakan yukata. Lalu foto bersama panitia pengabdian masyarakat Prodi Sastra Jepang dengan siswa INS dan guru INS Kayu Tanam serta mahasiswa Sastra Jepang.

Penulis: Fakhria Nesa | Editor: Rima Devi | Admin: Ibnu Naufal